Jumat, 27 Juli 2012


Historiografi Eropa Kuno


Historiografi Eropa merupakan studi yang sangat kompleks. Mengingat jumlah negara yang termasuk didalamnya begitu banyak, serta periode waktu yang amat luas adalah wujud kekomplekskannya. Historiografi Yunani dan Romawi merupakan dasar dari historiografi Eropa. Sejarah historiografi Eropa akan dilihat sebagai gejala yang terikat oleh waktu (time bound) dan terikat oleh kebudayaan (culture bound) zamannya. 

Historiografi Eropa Kuno dipelopori oleh Herodotus dalam bentuk logographoi yang kemudian dikenal dalam bentuk prosa. Perubahan bentuk dari puisi ke prosa ini membuat Herodotus menjadi Bapak Sejarah. Bentuk penulisan logographoi dapat mengubah tradisi yang ada yaitu dari mistis menjadi bentuk rasional.

A. PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI ZAMAN YUNANI KUNO 
Penulisan sejarah muncul di Yunani awalnya berbentuk sebuah puisi yang merupakan karya Homer. Karya tersebut dituliskan berdasarkan cerita-cerita lama yang mengandung informasi mengenai kebudayaan dan masyarakat pada zamannya. Pada abad ke-6 SM penulisan sejarah berbentuk prosa baru muncul di Lonia. Hal ini dikarenakan masyarakatnya pada waktu itu memungkinkan perorangan untuk berekspresi. Adanya kebebasan untuk berfikir dan berfilsafat kritis.

Para Sejarawan Yunani pada umumnya berasal dari golongan keluarga yang berada dalam lingkup kekaisaran. Mereka disamping menjadi seorang sejarawan, diantaranya juga sudah ada yang menjalani profesi sebagai guru, dokter, militer, politikus, atau pegawai. Profesi ini tetap mereka jalani baik itu dari sebelum mereka menjadi sejarawan ataupun saat mereka masih menjadi seorang sejarawan. Para Sejarawan pada zaman Yunani ini menulis tentang sejarah lama, kontemporer, ataupun sejarah zamannya sendiri. Lingkup geografinya mencakup Yunani dan sejarah lokal khususnya sejarah Attica. Sejarawan Yunani umumnya menulis atau mengisahkan tentang sejarah masa lampau berdasarkan pada cerita rakyat, kisah-kisah yang disampaikan secara turun-temurun oleh para penulis terdahulu. Pada awalnya tradisi penulisan sejarah pada zaman Yunani kuno adalah apa yang disebut dengan tradisi Homerus.

B. PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI ZAMAN ROMAWI KUNO
Pada masa Romawi Kuno para sejarawan selain menjadi seorang penulis, pekerjaan utama mereka juga ada yang bekerja sebagai perwira tentara, pegawai pemerintahan, dan profesi lainnya. Mereka akan menulis jika sudah berhenti bekerja dan memperoleh kebebasan untuk menulis tanpa adanya hambatan. Para Sejarawan itu menulis sesuai dengan apa yang menjadi pengalaman atau apa yang mereka kerjakan.

Pada zaman Romawi, Sejarawan sangat mengkhayati dan menyukai kesustraan. Mereka merupakan sastrawan dan pencerita yang baik sehingga dapat menghasilkan sejarah yang retoris, dramatis, dan psikologis. Penulis sejarah zaman Romawi memiliki kebiasaan untuk membaca naskah secara terbuka untuk umum terlebih dahulu sebelum melakukan publikasi sejarah. Para Sejarawan Yunani kebanyakan tertarik pada hal-hal yang bersifat kosmopolitan berbeda dengan penulis zaman Romawi yang hanya mengenal satu tema yakni Roma. Jadi, secara umum perkembangan historiografi zaman Romawi berjalan sesuai dengan sejarah perkembangan kekaisarannya. Karya-karya yang dihasilkan pada zaman ini banyak terkait dengan sejarah Romawi sejak kemunculan sampai kepada keruntuhannya. 

Generasi awal dari para sejarawan Romawi adalah Pictor, dan Cato. Sayangnya tentang siapa mereka sedikit sekali diketahui orang. Julius Caesar, salah seorang negarawan dan Panglima perang Romawi yang benar-benar sukses, dan sekaligus pula penulis sejarah yang masyhur. Pada masa Julius Caesar (100-44 SM) penulisan sejarahnya mulai berbeda pada segi bahasa. Bahsa Romawi mulai digunakan. Memang mula-mula, bahasa Yunani masih digunakan dan model tulisan sejarahnya-pun masih menerapkan sistem Yunani.

Dalam Commentaries on the Gallic Wears, Julius Caesar berhasil mengetengahkan topik yang disajikannya secara jelas, obyektif serta cermat, sekalipun kdang-kadang dia menyebutkan reputasi yang telah dicapainya. Sayangnya nasib tragis terjadi pada akhir hayatnya, dia dibunuh pada 44 SM. Pembunuhan politik ini telah melahirkan perang saudara di Romawi yang baru berakhir setelah berlangsung selama 10 tahun.


C. SEJARAWAN MASA EROPA KUNO
1. Homer (850 SM)
homer
Homer merupakan sastrawan masyhur Yunani yang terkenal dengan karya klasiknya Illiad dan Odyssey. Dia telah dianggap sebagai pelopor sejarawan Yunani. Sebenarnya buku Illiad dan Odyssey yang bertemakan epik, sulit untuk dimasukkan dalam konteks buku sejarah yang baik. Mungkin anggapan tersebut karena Homer telah memberikan keterangan mengenai sejarah zamannya atau setidaknya seseorang setelah membaca tulisan tersebut akan bangkit keinginannya untuk mengetahui sejarah Yunani selanjutnya. 



2. Herodotus (490 SM - 430 SM
herodotus
Herodotus terlahir dalam keluarga aristokratik Halicarnassus, di barat daya Asia Kecil. Ia hidup pada jaman keemasan kebudayaan Yunani khususnya Athena, yaitu suatu periode atau masa damai antara perang-perang Persia dan Perang Peloposesia. Masa itu adalah masa puncak perkembangan Yunani, yang akhirnya juga dikenal sebagai kebudayaan klasik, dan berkembang ke seluruh Eropa dan dunia. Semua sejarah kebudayaan barat seperti sastra, hukum, sosial, ekonomi dan sebagainya bisa dianggap adobsi dari Yunani dan Romawi. 

Herodotus adalah pelopor perubahan bentuk penulisan dalam bentuk syair atau puisi menjadi prosa (logographoi). Selain itu, ia berusaha menghilangkan kesan mitos pada penulisan sejarahnya. Sehingga beliau mendapat gelar bapak sejarah. Selain tulisannya merupakan karya sejarah, ia juga menulis tentang antropologi dan sosiologi. Karya klasik Herodotus, "History of the Persian Wars", menceritakan tentang perang Yunani dan Persia pada 478 SM yang dimenangkan oleh Yunani. Dalam buku tersebut Herodotus berhasil menyakinkan pembaca perlunya dianalisa secara mendalam masing-masing budaya.

Kelemahan dari penulisan Herodotus yakni kurang daya kritisnya terhadap suatu permasalahan, dapat dilihat dari tidak adanya seleksi yang dilakukannya dalam penerimaan hal-hal yang berkaitan dengan dewa-dewa, mitos dan legenda yang ada dalam tulisannya. Dia juga dianggap tidak patriotis, karena dia tidak hanya memuji Yunani namun juga Persia. Namun demikian, Herodotus berhasil menulis kisah nyata, sebagian besar sumbernya didapat dari penyelidikan langsung dan hasil catatan-catatan perjalanannya dalam mengikuti perang Yunani tersebut serta dapat dipercaya. Berbeda dengan pendahulu dan teman-teman sejamannya yang banyak menulis cerita-cerita mitos dan kepahlawanan, Herodotus lebih tertarik pada sejarah manusia, dalam karyanya dia bisa dianggap sebagai awal atau perintisan penulisan sejarah ilmiah.

3. Thucydides (456 SM - 404 SM)
thucydides
Selain Herodotus ada sejarawan Yunani lain yang terkenal yaitu Thucydides. Thucydides menonjol dalam hal metode penelitiannya maupu kualitas hasil dari karyanya. Kelebihan Thucydides dibandingkan Herodotus adalah dalam karyanya yang telah mengembangkan studi mengenai arkeologi (ilmu purbakala). Disamping itu Thucydides juga melakukan penelitian mengenai perilaku dari para politis dan orang-orang militer dalam krisis militer. Dengan mengutamakan aspek-aspek politik dan militer tersebur Thucydides telah berusaha memperoleh fakta-fakta secara yang lebih kritis dengan menjauhi semua hal-hal yang berbau mitos. Dia dianggap sebagai sejarawan yang menggunakan metode kritis pertama di dunia. Ia juga sering disebut bapak sejarah politik karena tulisannya yang kental dengan aroma militer dan politik, dan wajar saja karena karirnya selain sebagai sejarawan, dia juga sebagai jendral dan politisi

Salah satu karya Thucydides yaitu karyanya tentang perang Athena-Sparta sebagai representasi Demokrasi vs Tirani. Menurut laporannya, perang tersebut dimenangkan oleh Sparta. Selain itu, ia menulis Peloponesian War (431-404 SM) dapat dianggap sebagai laporan perang oleh saksi mata yang tidak memihak. Sekalipun sejarah yang ditulisnya terbatas pada politik, diplomasi, dan perang, tetapi tetap akurat dan menghindari penjelasan supernatural. Karya Thucydides memberikan sumbangan besar dalam ilmu sejarah. Thucydides telah berusaha untuk menggunakan kritik sumber dan metode sejarah dalam penulisannya. Thucydides beranggapan bahwa kekuatan dalam penulisan sejarah tergantung pada data yang akurat dan relevansi dengan menyeleksi berbagai sumber, sehingga diharapkan tulisannya nanti akan menjadi sebuah karya sejarah kritis. 

4. Polybius (198 SM - 125 SM)
polybius
Polybius adalah sejarawan yang banyak terpengaruh oleh Thucydides. Ia adalah sejarawan masa peralihan. Ia adalah orang Yunani yang banyak dibesarkan di Roma karena pada masa-masa itu terjadi perpindahan kekuasaan dari Yunani ke tangan Roma. Polybius berjasa dalam mengembangkan metode kritis dalam penulisan sejarah. Jika Herodotus kebanyakan menulis tentang periode awal Yunani, maka Polybius banyak menulis tentang perpindahan kekuasaan dari Yunani ke Romawi. Sama halnya dengan Thucydides, ia juga melihat sejarah itu pragmatis, sejarah adalah filsafat yang mengajar melalui contoh. Ia banyak menulis sejarah kontemporer pada waktu itu. Teori besarnya pada sejarah politik adalah siklus pemerintahan yaitu, monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi, anarki. Polybius membedakan analisis dalam tiga unsur, yaitu awal (archai), dalih (Prophaseis) dan sebab (aitiai).

5. Julius Caesar (101 SM - 44 SM)
julius caesar
Julius Caesar adalah Jendral Romawi yang mengalahkan Gaul. Ia adalah seorang jendral yang mendapatkan pendidikan dalam bidang sejarah, filsafat, retorika dan militer. Masa Julius Caesar, penulisan sejarahnya mulai berbeda pada segi bahasa. Bahasa Romawi mulai digunakan dalam penulisan sejarah. Meskipun pada awalnya bahasa Yunani masih digunakan dan model tulisan sejarahnya-pun masih menerapkan sistem Yunani. Julius Caesar merupakan penulis "Commentaries on Gallic" Wars yaitu memoir yang melukiskan suku Gallia, dan Civil War adalah pembelaannya mengapa perang itu dilakukan. Lukisannya tentang Gallia menjadi sumber yang amat penting tentang adat istiadat bangsa itu. Maka, tulisannya seperti salah satu laporan antropologis. Komentar-komentarnya berdasar pada keakuratan, tidak berat sebelah, dan lebih dari sebuah narasi kemenangan pribadinya. Karenanya, ia menjadi seorang tokoh sejarah dan penulis sejarah.

6. Titus Livius (59 SM - 17 M)
titus livius
Titus Livius lahir di Padua, tahun 59 SM. Livius merupakan sejarawan Romawi, sehingga karya-karya yang dihasilkan berkisar pada imperium Romawi. Karyanya yang terkenal adalah “History of Rome”. Livius merupakan orang pertama yang menggunakan imajinasi dalam karya-karyanya. Dalam penulisannya, Livius mengorbankan kebenaran sejarah demi sebuah retorika, hal ini dikarenakan dia telah menulis sejarah Romawi sebagai sebuah dunia dengan segala semangat patriotismenya. Kisah tentang berdirinya kota Roma menjadi campuran antara fantasi dan fakta. 

7. Publius Cornelius Tacitus (56 M - 117 M)
publius cornelius tacitus
Tacitus adalah sejarawan Romawi. Ia menulis Annals Histories dan Germania. Tulisannya berada di tengah-tengah antara Livius yang penuh retorika dan Polybius yang cenderung pada sejarah kritis. Dia berusaha mengemukakan “sebab moral” keruntuhan Romawi. Tacitus berusaha melihat ke belakang bukan ke depan untuk melihat akar-akar persoalan politik yang terjadi di tahun-tahun awal Imperium Romawi. Selain itu, dia juga menulis tentang bangsa Jerman dan menjadi satu-satunya literatur tentang Jerman pada waktu itu. Banyak sejarawan mengakui bahwa tulisan Tacitus memiliki kualitas tulisan sastra yang cukup tinggi. Dia sangat rajin dalam menginvestigasi dokumen dan sumber lainnya, dan akurat dalam penilaiannya pada tokoh-tokoh yang terlibat dan kejadiannya. Dia mengisahkan secara detail mengenai sebuah kerajaan yang tengah bergerak menghancurkan dirinya sendiri. Banyak orang mengatakan bahwa Tacitus merupakan “suara otentik Roma kuno dan pelukis besar zaman kuno”. Setiap halaman dari tulisannya menunjukkan kemampuan retorik. Tacitus memakai orasi langsung dan orasi buatan untuk melukiskan karakter, meringkaskan pemikiran kelompok-kelompok, menyampaikan rumor masyarakat, memperkuat penegasan dan posisi moral politik.


D. KARAKTERISTIK HISTORIOGRAFI EROPA KUNO
Historiografi Eropa Kuno sebagai awal perkembangan penulisan sejarah di eropa mempunyai ciri khas yang unik. Penulisan sejarah pada masa Eropa kuno ini bersifat perkembangan. Sejarawan yang pada setiap periode waktunya mengungkapkan pada penulisan sejarahnya dengan orientasi yang berbeda. Secara perkembangan, Eropa kuno yang ditandai dengan era Yunani dan Romawi telah menunjukkan pemikiran yang brilian pada perkembangan literatur, khususnya literature sejarah. 

Pada orientasinya, peradaban Eropa kuno memang berkaitan pada mitos-mitos dewanya dan kekuatan supernatural pada cerita-cerita yang dibawakan, namun hal tersebut tidak mempengaruhi penulisan sejarah pada masa itu. Usaha memberikan sentuhan realistis terus dilakukan terutama pada masa Thucydides yang setegak-tegaknya menggunakan metode sejarah kritis, kecuali pada masa awal kemunculan penulisan sejarah pada masa Homer yang penceritaannya berupa syair dan puisi. Namun, hal tersebut memang kurang bisa terhindarkan pada masa setelah Homer, penulisan sejarah masa itu berusaha menghindarkan cerita mitos dan supernatural. Orientasi lain muncul ketika pada penulisan sejarahnya banyak mengandung unsur-unsur kepahlawanan karena sejarah yang ditulis berdasar pada orientasi militer-politik yang kental dengan retorika perang atau gagasan politik. 

Tema yang dominan dalam historiografi eropa kuno adalah cerita kepahlawanan. Orientasi tulisan tersebut dipengaruhi karena pada masa itu merupakan sekitaran perang dan juga perjuangan imperium besar yang ada pada masa-masa munculnya peradaban-peradaban kuno di dunia. Sejarawan yang menulis kisah-kisah perjuangan tersebut kebanyakan menjadi orang yang terlibat dalam perang, seperti Thucidides dan Julius Caesar, atau hanya sekedar pengamat suatu peristiwa. 

Berdasarkan penyajiannya penulisan awal historiografi eropa kuno dalam bentuk puisi atau syair seperti seperti dalam tulisan Homer. Namun dalam perkembangannya tulisan tersebut lambat laun berubah menjadi bentuk prosa. Herodotus mengubah model bentuk syair atau puisi tersebut pada bentuk prosa. Kemudian pada masa Thucidides berkembang lebih kompleks dengan pengolahan data dengan kritik sumber sehingga menjadi sejarah kritis yang pertama kali. Tulisan tersebut kemudian dianggap sebagai dokumen.

Seiring berjalannya waktu, tradisi penulisan di kawasan Yunani juga ikut mengalami perkembangan. Mulai dari tradisi penulisan menurut Homer yang berkutat pada mitologi dan epos, kemudian muncul Lolograf. Logograaf pada zaman Yunani biasanya digunakan untuk sebutan para penulis prosa, para penulis pidato, ataupun untuk para penulis sejarah yang kebenaran faktanya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Para penulis sejarah yang pertama adalah mereka yang mengumpulkan semua hal yang ingin mereka ketahui tanpa melakukan suatu kritik sumber, berbagai hal yang khas dan menarik perhatian seperti dongeng, sejarah pendirian kota-kota, kejadian-kejadian yang aneh, cerita mengenai keadaan geografis atau etnografi dari negara-negara asing. Para Logograaf itu diantaranya Cadmus, Dionysius, Charon, Acusilaus, namun dari semua penulis sejarah tersebut yang paling terkenal Hecatacus dan Hellanicus dari Mytilene (Lesbos). Beberapa karya Hellanicus diantaranya berbentuk mitografi mengenai awal adanya manusia dan mengenai sejarah kota Troya. 


C. KELEBIHAN dan KEKURANGAN HISTORIOGRAFI EROPA KUNO
Karya pada masa apapun dan siapa yang membuat sudah pasti akan menampakkan kekurangan maupun kelebihannya masing-masing. Hal ini juga tercermin pada masa historiografi eropa kuno. Masa-masa peradaban Yunani dan Romawi memiliki kriteria tertentu yang dianggap sebagai ide-ide yang sekarang digunakan kebanyakan orang. Ide-ide tersebut berasal dari berbagai pemikiran yang muncul pada masa itu. Hal itu pula yang mencerminkan sifat-sifat yang kini dianggap paling mutakhir pada perkembangan zaman ini oleh kebanyakan orang. Salah satunya yaitu tentang nasionalisme. Rasionalistis dan demokrasi dicoba dipakai sebagai pendidikan bangsa Yunani dan Romawi pada perkembangnnya. Jika dilihat dari segi penulisannya, historiografi eropa kuno menampakkan usaha interpetasi pada penggalian sumber seperti yang dilakukan Herodotus. Ia mencoba menampakkan sejarah yang tidak berat sebelah. Pada masa Thucydides dan Polybius, metode sejarah kritis berusaha diterapkan. Hal tersebut yang menjadi cikal bakal penulisan sejarah hingga kini. Hal tersebut juga yang menampakkan kemajuan perkembangan historiografi pada umumnya. 

Beberapa kekurangan yang ada dalam historiografi eropa kuno bisa dilihat dari usaha untuk menghilangkan sifat berat sebelah, namun karya-karya pada masa itu tetap ada unsur keterpihakkan juga. Penulis sejarah yang mengajukkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme justru malah menampakkan mengagungkan bangsa yang sedang ditulisnya. Pasalnya, hal ini terlihat pada posisi sejarawan yang menulis cerita tersebut. Telah disinggung bahwa kebanyakan penulisnya adalah orang yang terlibat dalam perang. Perang tersebut adalah peristiwa yang mereka tulis, sehingga kesan bangga akan perang yang dimenangkan pada peristiwa tersebut jelas tampak pada penulisan sejarah Eropa kuno. Lain lagi pada kasus Livius yang banyak mengorbankan kebenaran demi sebuah retorika penulisan yang luar biasa berlebihan.

Rabu, 18 Juli 2012

Filipina Masa Pemerintahan Ferdinand Marcos


Filipina Masa Pemerintahan Ferdinand Marcos


Filipina yang terletak di Asia tenggara, memiliki 7000 pulau besar dan kecil. Diantara pulau-pulau besarnya adalah pulau Mindanao, Visayas, dan Luzon. Luas seluruh wilayah filipina 300000 km2. kawasan ini ditemukan pada tahun 1521 oleh seorang spanyol bernama Ferdinand Magelan. Namun, baru empat puluh tahun kemudian filipina resmi dijadikan koloni spanyol. Spanyol menjajah filipina selama tiga abad. Pada tahun 1898, menyusul ekkalahan spanyol dari Amaerika Serikat, filipina diserahkan kepada Amerika. Akhirnya, bangsa filipina berhasil meraih kemerdekaannya pada tahun 1946.

Sejak merdeka, filipina berbentuk republik dan beribukota di Manila city. Jumlah penduduk filipina menurut sensus tahun 2005 sebanyak 87.857.473 jiea. Mayoritas penduduknya beragama katolik roma. Lima persend ari total penduduk filipina atau sebanyak 4.392.872 jiwa adalah muslim. Mereka ini biasanya disebut sebagai muslim Filipino atau lebih dikenal dengan bangsa moro. Wilayah moro meliputi Mindanao, Sulu, Basilan, Tawi-tawi dan Palawan. Saat ini lebih dikenal sebagai wilayah selatan filipina, meliputi 23 provinsi atau seluas 96.438 km2 atau 33% dari total wilayah negara filipina. Bangsa moro terdiri dari 13 suku yaitu : Maranao, Manguindanao, Tausug, Samal, Yakan, sangil, bapjao, Kalibongan, Jama Mapun, Iranun, Palamawon, Kalagan, dan Malbog.


A. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN MARCOS
Sebelum terpilih menjadi presiden, Ferdinand Marcos dulunya adalah seorang pengacara terlatih. Ia pernah dipenajrakan karena dituduh melakukan pembunuhan lawan politik ayahnya pada 1939. dari sel, ia mengajukan banding ke Mahkamah Agung Filipina dan ia dibebaskan. Seelah eprang dunia ia menonjol sebagai seorang yang kaya dan aktif di DPR. Marcos adalah presiden pertama Filipina yang dipilih untuk menjabat selama dua masa bakti berturut-turut 1965 dan 1969 secara penuh. Pada masa kepresidenan Marcos yang pertama ditandai dengan pembangunan fisik dan kesejahteraan yang emmadai, sehingga menungkinkan dia memenangkan yang kedua pada tahun 1969. tetapi konstitusi tidak memungkinkannya menjadi presiden untuk yang ketiga kalinya. Karena yakin bahwa negara memerlukan kharisma, kemampuan organisasinya, serta sangkaan akan kemajuan-kemajuan yang diraih rezimnya, Marcos emlancarkan kup konstitusional pada tahun 1972.

ferdinand marcos
Gambar : Ferdinand Marcos


Berdasarkan dekrit undang-undang darurat perang, ia menjadikan dirinya presiden tanpa batas watu tertentu dan baru dihapuskan pada thaun 1981. ia kemudian dilantik kembali pada tahun yang sama untuk menjabat masa bakti selama enam tahun yangdiwarnai dengan pengaturan politik yang tidak baik, masalah kesehatan, serta pelangaran hak asasi oleh pihak militer dan korupsi merajalela dalam pemerintahan.

Ia menggunakan moliter sebagai polisi pribadinya. Kesempatan ebrbicara sangat dibatasi. Marcos juga sering memenjarakan lawan politiknya yang dirasa membahayakannya. Sdebagai contoh dipenjarakannya Benigno Aquino yang cukup popular dikalangan rakyat Filipina sehingga Marcos merasa tersaingi. Anggota keluarga Marcos banyak yang diberi jabatan penting dan menguntungkan di pemerintahan.
Ia juga mengganti sebuiah konstitusi, ketika Marcos menjabat sebagai presiden filipina. Berdasarkan konstitusi 1973, beberapa lembaga yang memegang peranan dalam struktur peemrintahan negara yaitu :

• Presiden
• Kabinet atau dewan menteri
• Majelis Nasional (nasional assembly)
• Mahkamah Agung (supreme Court)

Akan tetapi, dalam masa pemerintahannya yang dipimpim Marcos, filipina belum mempunyai perdana menteri yang dikehendaki oleh konstitusi 1973. pemerintahan langsung dipegang oleh Presiden.
Banyak produk politik Marcos dalam menjalankan kekuasaannya yang bertentangan dengan konstitusi. Hal ini mendorong partai-partai oposisi diengeri itu untuk menggalang persatuan diantara mereka untuk melancarkan suatu gerakan perlawanan yang makin lama makin tajam. Karena situasi didalam engeri masih membahayakan stabilitas nasional, Marcos memebrlakukan undang-undang keadaan darurat yang membrikan kekuasaan lebih besar untuk mengambil segala tindakan untuk menyelamatkan Filipina dari kehancuran namun kekuasaan etrsebut menurut tuduhan pihak oposisi justru dipergunakan Marcos untuk melestarikan kekuasaannya. Marcos emnagkap dan memenjarakan lawan-lawan politiknya, disamping usahanya mengadakan pendekatan dengan pihak separatis moro yang muslim untuk menghentikan perjuangan meraka.

Sampai pada pertengahan tahun 1980-an, ekonomi Filipina ditandai dengan pembanguna indutrial yang tidak efisien, land form yang tidak efektif, eprtanian ekspor yang tidak memadai serta daya saing yang menurun dibandingkan dengan negara-negara AEAN lainnya. Usaha pembangunan semakin bergantung kepada pinjaman luar negeri sampai akhr 1984, uatang negeri Filipina bahkan ditaksir sama dengan 4/5 GNP Filipina. Rakyat mulai merasakan dampaknya yaitu dengan banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi. Rezim Marcos adalah rezim yang korup. Beberapa organsiasi pemerintahan digunakan sebagi alat memperkaya diri Marcos ebserta kelaurganya sehingga kemajuan Filipina tidak dapat dicapai.

Puncaknya, Agustus 1983, seorang tokoh oposisi yang emrupakan saingan politik utama Maarkos kembali ke Filipina setelah tinggal dalam pengasingan selama beberapa tahun di Ameriak Serikat. Senator tersebut yaitu Benigno Aquino, begitu menginjakkan kakinya dilapangan udara internasional Manila ditembak amti oleh seorang penembak misterius. Pihak oposisi menuduh Marcos dan para pemimpin militer yang mendukungnya berada dibalik peristiwa pembunuhan tersebut.

Dengan tewasnay Benino Aquino, kaum oposisi memperoleh momentum yang dahsyat untuk melancarkan perlawanan yang lebih keras lagi untuk mengakhiri pemerintahan Marcos. Pihak pemimpingereja katolik negeri itu ikut mendukung oposisi dan secara langsung berhadapan dengan rezim Marcos. Demontrasi dijalan-jalan kota Manila dan kota-kota lainnya makin sering diadakan oleh pihak oposisi diabntu oleh rakyat.


B. GERAKAN-GERAKAN RAKYAT MELAWAN MARCOS
Selama belasan tahun dibawah rezim Marcos, rakyat Filipina seakan diam dan emnerima ebgitu saja berbgai eprlakuan yang sewenang-wenang dari Marcos. Pembantaian terhadap Benigno, seorang politikus yang reformatif, kongkrit dan mempunyai perhatian besar terhadap orang disekitarnya, emmuat rakyat Filipina tidak bisa diam lagi. Keberingasan ini telah mambangkitkan amarah seluruh rakyat Filipina. Dari epristiwa tersebut timbul gerakan rakyat yang disebut “semangat people power, semangat anti kekerasan”. Gerakan anti kekerasan terus di kobarkan oleh AKKAPKA, sebuah organisasi yang mengorganisir anti kekerasan. AKKAPKA mengadakan seminar anti kekerasan diberbagai wilayah. Seluruh gerakan anti kekerasan sebenarnya juga emrupakan sebuah upaya untuk menjalin kebulatan tekad dalam bersikap non kooperasi.

Jeritan kaum miskin merupakan kondisi histories yang emrupakan ptioritas gerakan anti kekerasan, karena martabat kemanusiaan merekelaah yang palign banyak dilanggar, dialahgunakan dan diacuhkan. Pada tanggal 4 januari 1986, AKKAPKA mengedarkan tulisan dengan judul “The Issue : To Continue With Mr. Marcos or Not”. Dengan eprlakuannya selama ini, maka pemerintahan Marcos selaam 20 tahun itu tidak lebih sebagai monster yang ebrlumuran dengan ketidak jujuran dan penipuan.

Pemerintahan Marcos menyimpan ebgitu banyak kebusukan, pembunuhan yang terus berlangsung terhadap lawan-lawan politinya, tenggelamnyanegara ditengah-tengah tumpukan hutang, peradilan yang tidak mencari kebenaran melainkan menari kebenaran penguasa semata, pemerasan pajak peda rakyat yang hasilnya dihambur-hamburkan oleh para pejabat.


C. AKHIR PEMERINTAHAN MARCOS
Akibat dari berbagai tindakan politiknya dan kebijakannya ditambah tragedy kematian Benigno Aquino, maka rezim Marcos mulai mengalami banyak hambatan dan tantangan. Istri Benigno yaitu Ny. Maria Corazon bersama senatornya Salvados Laurel, mengambil alih kepemimpina oposisi menentang Msrkos. Untuk meredakan ketegangan politik yang ebrkembang dengan cepat dans emakin memanas, presiden Marcos memutuskan untuk menyelenggarakan pemilihan umum, agar rakyat bisa menjatuhkan pilihan mereka.

Kampanye-kampanye yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara Marcos dan Corazon menjelang februari 1986 berlangsung dengan frekuensi tinggi. Berkali-kali Marcos melancarkan serangan kealamat Corazon dengan cara meremehkan kemampuannya sebagai seorang wanita yag tidak mempunyai pengalaman apapun dalam bidang politik dan pemerintahan. Ketika hasil pemilu, ternyata Marcos memperoleh suara lebih banyak. Pihak oposisi ikut mendeteksi hasil pemilihan umum dan mendapat bukti bahwa Corazonlah yang mendapat suara terbanyak. Dalam suasana saling menuduh dan unjuk rasa yang meluas, Marcos mengambil tindakan sendiri dengan mempercepat proses pengambilan sumpah dan melantikkan dirinya sebagai persiden untuk masa jabatan enam tahun berikutnya. Hal serupa juga dilakukan Corazon sehingga Filipina mempunyai dua orang presiden.

Pada sata krisis mengancam persatuan dan kehancuran negara, dua orang tokoh pimpinan militer Amerika yaitu mnteri pertahanan, juan Ponce dan staf angkatan ersenjata Filipina, jenderal Fidel Ramos yang semual mendukung Marcos kemudian bergabung dengan Corazon. Revolusi damai turut serta menyertai pergantian pemerintahan ini. Revolusi tak berdarah yang sering dijuluki “revolusi bunga itu berhasil dengan sukses. Atas tawran pemerintah Amerika dan dengan mempergunakan pesawat militer, Marcos dibawa pergi kesuatu pulau di Pasifik kemudioan dipindahkan ke Hawai. Maka berakhirlah pemerintahan Marcos yang telah memangku jabatan presiden selama 20 tahun.

25 Februari 1986 majelis nasional melantik dan mengambil sumpah Ny. Corazon Aquino sebagai presiden Filipina yang abru dan Salvador Laurel menjadi wakil presiden. Setelah kepergian Marcos, ternyata Marcos turut mencuri jutaan dolar. Tetapi karena kondisi kesehatannya, Marcos dianggap terlalu lemah untuk menjalani persidangan dan mati pada tanggal 28 september 1989. istrinya, Imelda dibebaskan dari tuduhan pemerasan oleh pengadilan federal AS, pada tahu 1990. tetapi pada tahun 1993, didakwa korup oleh pengadilan Filipina.

Salah satu program Corazon adalah untuk mengembalikan ketenagan, kedamaian, dan eprsatuan rakyat Filipina. Tekadnya yang lain yang dianggap amat fundamental adalah menghidupkan kembali sendi-sendi kehidupan demokrasi dengan melaksanakan peemrintahan sesuai dengan konstitusi. Pemberontakans empat dilakukan oleh pendukung Marcos. Jenderal Ronaldo Abadilla yang cukup dikenal di Malacanang melakukan kudeta yang bersifat psikologis. Hal ini dilakukan karena hanya akan menunjukkan kepada rakyat dan dunia bahwa kedudukan Corazon belum mantap. Ditambah polisi huru ahara tidak ebrdaya ketika belasan truk dan jib masuk ketaman rial dan diatasnya ada 200 tentara ditambah 5000 pengikut Marcos yang melancarkan unjuk rasa. Pada saat unjuk rasa dilakukan, Corazon sedang berada dipulau Mindanau dan wakil presiden Salvador Laurel berkunjung ke Madrid.

Massa Marcos yang dalam saat ebrsejarah dan penuh ketegangan mulai melambai-lambaikan foto Marcos dan ebndera filipina. Corazon dalam pemilu 1992 tidak ikut mencalonkan diri. Namun ia mendukung tampilnya Fidel Ramos yang ebragama Kristen protestan sebagai calon presiden. Namun, pada akhirnya pemberontakan tersebut dapat diapdamkan dengan kesigapan dari pemerintahan Filipina sehingga tidak berkepanjangan.

Pemerintahan Ne Win di Myanmar


Pemerintahan Ne Win di Myanmar


Myanmar merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara, dan merupakan salah satu anggota dari ASEAN. Bentuk pemerintahan Myanmar adalah Juntai Militer yang di kenal dengan nama The State Peace and Development Council (SPDC). Kepemerintahan Juntai di mulai sejak terjadi kudeta militer yang dilakukan oleh Jendral Ne Win terhadap pemerintahan sipil yang saat itu dipimpin oleh U Nu pada tahun 1962. Kepala Negara Myanmar di pegang oleh Juntai, sedangkan kepala pemerintahan dikepalai oleh perdana menteri. Sejak Juntai Militer menguasai Myanmar, banyak terjadi demonstrasi yang di lakukan oleh rakyat Myanmar. Para pendemonstrasi ini terdiri dari rakyat Myanmar yaitu para aktivis mahasiswa dan para tokoh agama yaitu para biksu.

A. JUNTAI MILITER
Myanmar merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara, dan merupakan salah satu anggota dari ASEAN. Bentuk pemerintahan Myanmar adalah Juntai Militer. Juntai berasal dari bahasa Spanyol yang artinya Komite atau Dewan Pimpinan. Kepemerintahan Juntai Militer Myanmar di kenal dengan nama The State Peace and Development Council (SPDC). Sebelum berganti nama, Myanmar dulunya bernama Burma. Akan tetapi pada tanggal 18 Juni 1989, pemerintahan Juntai menggantinya dengan nama Myanmar. Militer Burma terlahir dari hasil gerakan pembebasan nasional atas penjajahan Inggris. BIA (Burma Independence Army) merupakan cikal bakal militer Burma. BIA merupakan bukti bahwa tentaralah yang telah membebaskan Burma dari penjajahan. 

Paska Perang Dunia ke II, Burma tumbuh menjadi Negara merdeka yang penuh dengan konflik etnis yang diperparah dengan keterlibatan para militer bersenjata. Pengalaman melawan penjajahan Inggris dan Jepang, ditambah dengan ancaman dari Cina dan Amerika, membuat militer berhati- hati terhadap dunia luar. Pemberontakan bersenjata telah menjadikan militer Burma tumbuh menjadi kekuatan terpenting, sedangkan pengalaman perjuangan kemerdekaan dan berhadapan dengan ancaman dari luar telah membangun ideology nasional Burma.

ne win
Gambar : Jendral Ne Win


Permasalahan politik yang melanda Burma di manfaatkan oleh panglima angkatan bersenjata yaitu Ne Win, untuk mengambil alih kekuasaan pada taun 1058 – 1960. Pada tahun 1962 jendral Ne Win melakukan kudeta kembali, dan menerapkan kediktatoran militer. Ne Win mengambil langkah besar dalam masa pemerintahannya, ia menutup Burma dari dunia luar dan menerapkan sosialisme ala Burma yang beranggapan bahwa Burma hanya dapat membangun dirinya apabila bersandarkan pada kekuatan Burma sendiri. Keikusertaan Negara asing dalam kehidupan ekonomi dan politik hanya akan membuat gangguan terhadap proses pembangunan sosialisme. Hal ini mengingatkan kita pada Negara Jepang yang dahulu pernah menutup diri dari dunia luar.


B. PEMERINTAHAN NE WIN
Persoalan politik yang terjadi di Myanmar di manfaatkan oleh Jenderal Ne Win, panglima angkatan bersenjata pada saat itu. Ia mengambil alih kekuasaan pada tahun 1958 – 1960 dari pemerintaha sipil yang saat itu dipimpin oleh U Nu pada tahun 1962. Burma di bawah kepemerintahan Ne Win, menggambarkan suatu usaha dimana tiga generasi secara bersamaan menjalankan pemerintahan. Ketiga generasi tersebut adalah generasi sebelum perang dunia II dari Jenderal Ne Win dan teman- temannya, generasi pejuang kemerdekaan pada akhir tahun 1940- an dan generasi setelah kemerdekaan. 

Generasi Ne Win pada hakekatnya menguasai kepemimpinan politik, sedangkan bidang- bidang kepemerintahan di dominasi generasi 1940- an dan eleson kedua partai, dan militer serta birokrasi di kuasai oleh generasi muda setelah kemerdekaan. Sejak kudeta pada tahun 1962, kepemimpinan politik sudah di tangan Jenderal Ne Win, akan tetapi pada dasarnya generasi Ne Win sejak tahun 1930- an sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan Burma. Bahkan Ne Win sendiri aktif dalam gerakan kaum Thaking pada akhir 1930- an, serta dalam kegiatan kemerdekaan di kalangan mahasiswa- mahasiswa Universitas Rangoon sebelumnya.

Ketika Jepang mendidik perwira- perwira militer Burma ( sebagai persiapan untuk menduduki Burma ) di Hinai, yang di pilih adalah pemuda- pemuda yang aktif dalam politik. Pemimpin mereka adalah Aung San, yang lebih di kenal sebagai bapak Burma. Ne Win adalah orang kedua setelah Aung San, nama Ne Win di peroleh saat di pulau Hainan. Mereka berjumlah tiga puluh orang, yang akrab di panggil “ Teman- teman Tiga Puluh “. Sekembalinya ketiga puluh orang tersebut ke Burma, mereka menjadi inti pimpinan tentara kemerdekaan Burma, baik pada zaman Jepang maupun setelah Inggris kembali setelah berakhirnya perang dunia II. Persatuan Burma pada waktu itu berpusat pada pribadi Aung San, ia dalah pendiri partai Anti Fasis sekaligus sebagai pimpinan dari tentara Burma. 

ne win
Gambar : Ne Win


Terbunuhnya Aung San pada bulan- bulan pertama Burma terbentuk, membuat negeri tersebut kehilangan. Pihak militer yang selama itu aktif dalam kegiatan politik, menjadi tersaingi oleh politisi- pilitisi sipil yang berasal dari generasi 1930- an sehinggal grup tiga puluh sama sekali tidak aktif selama masa demokrasi parlementer. Burma pada tahun 1950- an sudah melenceng dari cita- cita kemerdekaan generasi 1930- an. Masuknya modal asing yang berlebihan, berkuasanya pengusaha- pengusaha asing serta keturunannya, dan semakin melemahnya modal nasional merupaka bagian dari kebijakan- kebijakan pada tahun 1950- an di Burma. Nasionalisasi adalah langkang pertama Ne Win setelah melakukan kudeta baik dalam bidang politik maupun ekonomi. Selanjutnya tercetuslah “ Jalan Burma untuk Sosialisme “, dimana hal tersebut hanyalah pengulangan dari ide- ide mereka sejak tahun 1930- an. Semakin kuatnya system kapitalisme di Burma, membuat Ne Win mengambil langkah cepat untuk mengembalikan “ sosialisme ala Burma”, setelah kudeta. Yang menerima dampak dari nasionalisasi yang di lakukan Ne Win adalah para perusahaan- perusahaan asing. 

Modal dan pengusaha nasional Berjaya, tanah- tanah di bagikan kepada petani kecil, dan perusahaan- perusahaan Negara di kembalikan, terutama perusahaan yang berkaitan dengan masyarakat. Tidak kalah pentingnya Ne Win juga melakukan pembaharuan dalam bidang politik. Partai- partai yang banyak di bubarkan, sehingga hanya ada satu partai yaitu Partai Sosialis Burma ( BSP ). Salah satu pemicu yang menyebabkan terjadinya kudeta pada tahun 1962 adalah perpecahan dikalangan Partai Anti Fasis yang berkuasa antara grup U Nu dan grup U Ba Swe. Usaha kedua partai untuk menarik simpati rakyat dalam pemilu, membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan masalah biaya itu tidak akan mampu di atasi oleh ekonomi Burma yang pada saat itu merupakan Negara baru. 

Akibatnya, kedua partai tersebut mencari dukungan keuangan pada pengusaha- pengusaha asing, yang tentunya para pengusaha asing ini tidak serta merta memberi modal. Kedua partai ini memberikan janji- janji erupa fasilitas di kemudian hari apabila mereka terpilih. Ne Win dengan partai tunggalnya lebih menitih beratkan pada mobilitas massa dengan bimbingan politik dari cita- cita generasi 1930- an. Dari hal tersebut, kita melihat sikap Burma pada tahun- tahun 1960- an setelah kudeta, dan juga pada awal 1970- an. Semakin tuianya generasi 1930-an, pimpinan Burma sekarang sedikit demi sedikit berada di tangan berada di tangn generasi akhir 1940- an dan generasi setelah kemerdekaan. Malah baru muncul yaitu apakah mereka juga mengikuti cita- cita yang di buat oleh generasi Ne Win. Sedikitnya, Ne Win telah meninggalkan dua hal untuk generasi sesudahnya, dua hal tersebut adalah warisan berupa institusi dengan ideology yang kuat. Partai BSP, tentara maupun birokrasi setdaknya sudah membiasakan diri dengan ideology “ sosilisme Burma” yang merupakan landasan Negara Burma selama 15 tahun terakhir. Kendala- kendala yang timbul seperti gerakan separatis, ataupun geriliya komunis tidak begitu berpengaruh terhadap pemerintahan. 

Adanya kerjasama antara ketiga generasi selama ini menyebabkan munculnya persepsi yang serasi, walaupun belum tentu sama. Warisan kedua dari generasi Ne Win adalah konsistensi antara ideology dengan dengan sikap hidup sehari- hari, seperti yang dilakukan Ne Win sendiri. Memakai lebih dari empat puluh tahun dari umurnya yang enam puluh enam tahun untuk perjuangan negaranya, Ne Win tetap bersikap menahan diri dengan kehidupan Spartan. Contoh hidup bersih ala Ne Win, mencerminkan kuatnya kesadaran dan kemauan politik dari generasi 1930- an umumnya, satu hal yang tentunya akan berpengaruh pada pemerintahan selanjutnya.

Tak ada gading yang tak retak, itulah perumpamaan yang bisa kita lihat dari kepemimpinan Ne Win, yamg notabennya adalah Juntai Militer yang berasal dari etnis Burma, sehingga menimbulkan kecemburuan oleh etnis non- Burma. ketika etnis Burma mendominasi kepemerintahan, etnis non- Burma di tindas, hal ini mengakibatkan demonstrasi di mana- mana. Tahun 1988 adalah puncaknya, jenderal Ne Win menggunakan kekuatan militer untuk melakukan kudeta dan tindak kekerasan kepada pendemo yang mengakibatkan 3000 oarang tewas, peristiwa itu di kenal dengan nama generasi 88 yang melibatkan banyak pelajar dan biksu. Dan akhirnya Ne Win mundur dari jabatannya sebagai pemimpin.


C. AKHIR KEPEMERINTAHAN NE WIN
Sejak Juntai Militer berkuasa, banyak terjadi aksi demonstrasi dari rakyat Myanmar, baik itu dari aktivis mahasiswa ataupun dari kalangan tokoh agama yaitu para biksu. Para pendemo mengecam kekuasaan militer di kursi pemerintahan yang seharusnya di jalankan oleh sipil. Selain itu terjadinya kesenjangan antara etnis Burma dengan etnis non- Burma juga ikut andil dalam terjadinya peristiwa demonstrasi. Puncaknya pada tanggal 8 Agustus 1988, terjadi demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi ini adalah demonstrasi terbesar semenjak sejarah berkuasanya militer di Myanmar. Aksi demonstrasi ini di tanggapai pemerintah militer dengan tindakan kekerasan, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.sebanyak 3000 pendemo tewas dalam aksi ini. Peristiwa ini di kenal dengan nama generasi 88, yang di dalamnya terdiri dari para pelajar dan para biksu. Perjuangan rakyat Myanmar berhasil membuat Jenderal Ne Win sebagi Juntai Militer mengundurkan diri.

Dalam siding terakhir kongres IV Partai Program Sosialis Birma ( PPSB ), Ne Win mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai kepala Negara. Ia berpendapat bahwa kesehatannya mulai terganggu. Berakhirnya pemerintahan Ne Win sebagai kepala Negara di gantikan oleh juntai militer SLORC (State Law and Order Restoration Council).

Pengaruh Indo-China di Asia Tenggara


Pengaruh Indo-China di Asia Tenggara


Para ahli dewasa ini menyatakan bahwa migrasi orang-orang Austronesia kemungkinan terjadi dalam era yang jauh lebih tua, migrasi itu telah berlangsung mulai kurun waktu 6000 SM hingga awal tarikh Masehi. Akibat mendapat desakan dari pergerakan bangsa-bangsa di Asia Tengah, orang-orang pengembang kebudayaan Austronesia bermigrasi dan akhirnya menetap di wilayah Yunnan, salah satu daerah di Cina Selatan. Kemudian berangsur-angsur mereka menyebar memenuhi seluruh daratan Asia Tenggara hingga mencapai pantai. Selama kehidupannya di wilayah Asia Tenggara daratan sambil mengembangkan kebudayaannya yang diperoleh dalam pengalaman kehidupan mereka.

Pada sekitar tahun 3000-2500 BC, orang-orang Austronesia mulai berlayar menyeberangi lautan menuju Taiwan dan kepulauan Filipina. Diaspora Austronesia berlangsung terus hingga tahun 2500 SM mereka mulai memasuki Sulawesi, Kalimantan dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Dalam sekitar tahun 2000 SM kemungkinan mereka telah mencapai Maluku dan Papua. Dalam masa yang sama itu pula orang-orang Austronesia dari daratan Asia Tenggara berangsur-angsur memasuki Semenanjung Malaysia dan pulau-pulau bagian barat Indonesia. Migrasi ke arah pulau-pulau di Pasifik berlanjut terus hingga sekitar tahun 500 SM hingga awal dihitungnya tarikh Masehi.

Ketika migrasi telah mulai jarang dilakukan, dan orang-orang Austronesia telah menetap dengan ajeg di beberapa wilayah Asia Tenggara, terbukalah kesempatan untuk lebih mengembangkan kebudayaan secara lebih baik lagi. Berdasarkan temuan artefaknya, dapat ditafsirkan bahwa antara abad ke-5 SM hingga abad ke-2 M, terdapat bentuk kebudayaan yang didasarkan kepada kepandaian seni tuang perunggu, dinamakan Kebudayaan Dong-son. Penamaan itu diberikan atas dasar kekayaan situs Dong-son dalam beragam artefaknya, semuanya artefak perunggu yang ditemukan dalam jumlah besar dengan bermacam bentuknya. Dong-son sebenarnya nama situs yang berada di daerah Thanh-hoa, di pantai wilayah Annam (Vietnam bagian utara). Hasil-hasil artefak perunggu yang bercirikan ornament Dong-son ditemukan tersebar meluas di hampir seluruh kawasan Asia Tenggara, dari Myanmar hingga kepulauan Kei di Indonesia timur.


A. KEBUDAYAAN ASLI ASIA TENGGARA (BUDAYA AUSTRONESIA)
Bermacam artefak perunggu yang mempunyai ciri Kebudayaan Dong-son, contohnya nekara dalam berbagai ukuran, moko (tifa perunggu), candrasa (kampak upacara), pedang pendek, pisau pemotong, bejana, boneka, dan kampak sepatu. Ciri utama dari artefak perunggu Dong-son adalah kaya dengan ornamen, bahkan pada beberapa artefak hampir seluruh bagiannya penuh ditutupi ornamen. Hal itu menunjukkan bahwa para pembuatnya, orang-orang Dong-son (senimannya) memiliki selera estetika yang tinggi (Wagner 1995: 25—26). Kemahiran seni tuang perunggu dan penambahan bentuk ornamen tersebut kemudian ditularkan kepada seluruh seniman sezaman di wilayah Asia Tenggara, oleh karenanya artefak perunggu Dong-son dapat dianggap sebagai salah satu peradaban pengikat bangsa-bangsa Asia Tenggara.

Seorang ahli sejarah Kebudayaan bernama J.L.A.Brandes pernah melakukan kajian yang mendalam tentang perkembangan kebudayaan Asia Tenggara dalam masa proto-sejarah. Brandes menyatakan bahwa penduduk Asia Tenggara daratan ataupun kepulauan telah memiliki 10 kepandaian yang meluas di awal tarikh Masehi sebelum datangnya pengaruh asing, yaitu:
1. Telah dapat membuat figur boneka
2. Mengembangkan seni hias ornamen
3. Mengenal pengecoran logam
4. Melaksanakan perdagangan barter
5. Mengenal instrumen musik
6. Memahami astronomi
7. Menguasai teknik navigasi dan pelayaran
8. Menggunakan tradisi lisan dalam menyampaikan pengetahuan
9. Menguasai teknik irigasi
10. .Telah mengenal tata masyarakat yang teratur

Pencapaian peradaban tersebut dapat diperluas lagi setelah kajian-kajian terbaru tentang kebudayaan kuno Asia Tenggara yang telah dilakukan oleh G.Coedes. Beberapa pencapaian manusia Austronesia penghuni Asia Tenggara sebelum masuknya kebudayaan luar. 

Di bidang kebudayaan materi telah mampu :
• Kemahiran mengolah sawah, bahkan dalam bentuk terassering dengan teknik irigasi yang cukup maju
• Mengembangkan peternakan kerbau dan sapi
• Telah menggunakan peralatan logam
• Menguasai navigasi secara baik

Pencapaian di bidang sosial :
• Menghargai peranan wanita dan memperhitungkan keturunan berdasarkan garis ibu
• Mengembangkan organisasi sistem pertanian dengan pengaturan irigasinya

Pencapaian di bidang religi :
• Memuliakan tempat-tempat tinggi sebagai lokasi yang suci dan keramat
• Pemujaan kepada arwah nenek moyang/leluhur (ancestor worship)
• Mengenal penguburan kedua (secondary burial) dalam gentong, tempayan, atau sarkopagus.

india china
Gambar : India-China



B. KEPERCAYAAN YANG BERKEMBANG SETELAH KEDATANGAN INDIA DAN CINA
Sebelum pengaruh India Cina berkembang di Asia Tenggara, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme). Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Asia Tenggara khususnya Indonesia.


C. PENGARUH POLITIK INDIA DAN CINA
Penyebaran pengaruh Hindu-Buddha di Asia Tenggara mengubah pola kehidupan masyarakat di kawasan itu, terutama dalam kehidupan politik, agama, dan sosial. Kehidupan politik mencakup pemerintahan dan pengaturan masyarakat. Kehidupan beragama tercermin dari corak kepercayaan dan tata ibadah. Kehidupan sosial mencakup penataan kelompok dalam masyarakat. Dalam Hindu-Buddha, kedudukan raja amat sakral sehingga tidak bisa disamakan dengan manusia biasa. Raja sudah ditentukan oleh dewa, bahkan raja dapat ditempatkan sebagai anak atau penjelmaan dewa. Kedudukan raja dalam Hindusime diungkapkan dengan istilah devaraja (raja yang menjadi dewa). Dalam Buddhisme raja diungkapkan sebagai cakravartin (penguasa alam semesta).

KERAJAAN-KERAJAAN BERCORAK HINDU-BUDDHA DI ASIA TENGGARA:
=>Funan - sekarang Kampuchea, berpusat di Oc-eo - tenggara Pnom Penh (100 - 613 SM). Pusat perdagangan di tengah jalur niaga India dan Cina.

=>Chenia - sekarang Kampuchea, berpusat di Vyadapura - propinsi Kompong Thom (550 - 800 M). Sempat mendapat serangan dari kerajaan Syailendra (Jawa) sehingga pusat kerajaan pindah ke pedalaman.

=>Champa - sekarang Vetnam, berpusat di Indrapura - propinsi Quang Nam (600 -900 M). Merebut sebagian wilayah Chenla sehingga mencakup Laos dan Kampuchea.

=>Dvaravati - sekarang Thailand, berpusat di Nakhon Pathon - timur laut Bangkok (600 - 1000 M). Berada di bawah kekuasaan kerajaan Khmer.

=>Khmer - sekarang Kampuchea, berpusat di Angkor - utara Pnom Penh (800 - 1200 M). Meliputi Myanmar dan Indocina.

=>Bagan - sekarang Myanmar, berpusat di Bagan - utara Yangoon (1000 - 1200 M). Runtuh oleh serangan pasukan Mongol dibawah pimpinan Kubilai Khan.

india-china flag
Gambar : India-China



D. PENGARUH INDIA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan sosial masyarakat di Asia Tenggara mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Asia Tenggara menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi Austronesia sendiri. Masuknya pengaruh India di Asia Tenggara menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong. Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta).


E. PENGARUH CINA DALAM PEREKONOMIAN
Perekonomian bangsa-bangsa Asia Tenggara sudah ada sebelum kedatangan bangsa barat. Yaitu jalur sutera yang merupakan jalur darat yang berawal dari Cina melintas Asia Tenggara dan berahir dilaut tengah. Perjalanan ke Eropah dilanjutkan dengan kapal. Jalur kedua adalah jalur laut yang dimulai dari Cina, melalui Asia Tenggara dan berahir di Asia Timur. Motor dari jalur laut ini adalah hembusan angin yang berganti arah secara teratur sebagai angin musim setiap tahun. Akibat dari jalur laut ini muncullah kota-kota dagang penting (emporium) seperti Aden, Bandar Abas, Kalikut, Malaka, Kanton dan sebagainya. Malaka merupakan pelabuhan besar yang penting di Asia Tenggara yang diperkirakan sudah berdiri sekitar tahun 1400 dan merupakan bandar dagang yang memiliki gudang-gudang besar. Komoditi yang diperdagangkan terutama adalah rempah-rempah dari maluku, lada dari Sumatera, beras dari Jawa. Selain itu terdapat pula pelabuhan penting lainnya seperti Banten, Tuban, Gresik, Surabaya. Para penguasa pelabuhan berdiam didalam kota yang dikelilingi benteng demi kemanan. Mereka menerima upeti atau pajak dari para pedagang dikota pelabuhannya.

Netralisasi Asia Tenggara (Pembentukan ASEAN)




Asia Tenggara sebelum kehadiran negara-negara kolonial Eropa ditandai dengan pergulatan perebutan kekuasaan antarnegara yang ada di kawasan daratan maupun maritim Asia Tenggara. Di daratan Asia Tenggara, terdapat empat Negara terkemukan yang menjadi faktor politik internasional pada saat itu yaitu kerajaan Vietnam, Siam (Thailand), Khemer (Kamboja), dan Burma (Myanmar). Keempat negara inilah yang membentuk hubungan antar negara hingga kedatangan negara-negara kolonial Eropa.

Namun di masa sekarang timbulah pola berpikir membentuk organisasi regional yang mana berfungsi sebagai benteng dari pengaruh negara-negara penjajah atau negara adidaya. Ketika Komunis menyebarkan pengaruhnya, Amerika membendungnya dengan mendirikan SEATO di Asia Tenggara. Tetapi organisasi regional dibentuk pertama kali yaitu The Association of South East Asia (ASA) pada tahun 1961, anggotanya terdiri dari Malaysia, Philipina, Thailand. Politik konfrontasi yang dilancarkan Soekarno, bertujuan Soekarno memimpikan sebuah negara besar yang meliputi Indonesia, Irian Barat, dan Malaysia.

Setelah berakhirnya rezim Soekarno tahun 1966, hubungan terjalin baik pada masa Soeharto dengan negara-negara di Asia Tenggara. Tahun 1967 terbentuklah ASEAN dengan prakarsa lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura, Muangthai.


A. LATAR BERLAKANG TERBENTUKNYA ASEAN
ASEAN berdiri tahun 1967, di tengah situasi regional dan internasional yang sedang berubah.Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Hal tersebut tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II, sehingga Asia Tenggara pernah dijuluki sebagai “Balkan-nya Asia”. Persaingan antar negara adidaya dan kekuatan besar lainnya di kawasan antara lain terlihat dari terjadinya Perang Vietnam.

logo asean
Gambar : Logo ASEAN


Disamping itu, konflik kepentingan juga pernah terjadi diantara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, klaim territorial antara Malaysia dan Filipina mengenai Sabah, serta berpisahnya Singapura dari Federasi Malaysia.Pembentukan ASEAN sebagai organisasi regional berasumsi atas kesadaran para pemimpin negara akan pentingnya sebuah kerja sama untuk menciptakan perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran. Selain itu juga mempunyai beberapa persamaan yaitu persamaan kepentingan, permasalahan yang dihadapi, pentingnya kerjasama dan solidaritas negara di Asia Tenggara.

Upaya pembentukan organisasi kerjasama kawasan telah membuahkan hasil dengan ditandatanganinya Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Malaysia dan para Menteri Luar Negeri dari Indonesia, Filipina, Singapura dan Thailand. Deklarasi tersebut menandai berdirinya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of South East Asian Nations/ASEAN). Masa awal pendirian ASEAN lebih diwarnai oleh upaya-upaya membangun rasa saling percaya (confidence building) antar negara anggota guna mengembangkan kerjasama regional yang bersifat kooperatif namun belum bersifat integratif.

Tujuan ASEAN terdapat dalam Bangkok Charter yaitu :

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai;

2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah- masalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi

4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik dan administrasi

5. Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional, memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat mereka

6. Memajukan meningkatkan pengkajian mengenai Asia Tenggara

7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai organisasi internasional dan regional

Ada beberapa norma dasar yang tumbuh dalam proses evolusi ASEAN selaku organisasi regional antara lai yaitu menentang penggunaan kekerasan dan mengutamakan solusi damai.Berakhirnya konfrontasi dan keikutsertaan Indonesia dalam pembentukan ASEAN merupakan blessing in disguise bagi pembentukan norma hubungan antarnegara yang menentang penggunaan kekerasan. Walaupun konfrontasi menciptakan ketegangan yang luar biasa, keputusn Soeharto untuk menghentikan konfrontasi melegakan negara-negara tetangga dan memuluskan jalan menuju pembentukan organisasi regional yang mementang prinsip penggunaan kekerasan dalam hubungan dengan sesama anggota. Di samping itu, pembentukan ASEAN pada hakikatnya membuka jalan bagi Indonesia untuk mendapatkan pengaruh tanpa harus menggunakan kekerasan.

Persoalan awal yang mengiringi pertumbuhan ASEAN adalah fraksi diplomatik antara Malaysia dan Philipina. Kasus Sabah menjadi penyebab terputusnya hubungan diplomatik kedua Negara walaupun hanya sementara. Malaysia mengancam mundur yang sudah tentu mengancam kelangsungan hidup ASEAN yang baru berumur enam bulan. Melalui pertemuan di Jakarta dan Bangkok Desember 1968 akhirnya sepakat menghimbau kedua negara untuk tidak lagi menyuarakan perbedaan pendapat mereka secara terbuka untuk menurunkan ketegangan hubungan politik kedua Negara.

Sejak bulan Maret tahun 1969 pihak Philipina telah menyatakan kesediaan untuk tidak lagi membicarakan isu Sabah dalam pertemuan ASEAN berikutnya. Kemudian Mei 1969 kedua Negara akhirnya bertemu. Harapan ini terwujud pada bulan Desember 1969, kedua Negara sepakat untuk membuka kembali hubungan diplomatik yang terputus sejak 1968. Cara ASEAN menyelesaikan konflik Sabah sangat unik karena mereka lebih banyak melakukan upaya diplomasi, tekanan, dan pencegahan sedemikian rupa sehingga di kemudian hari rangkaian kegiatan ini dikenal sebagai ASEAN Way, yaitu kebiasaan ASEAN dalam menyelesaikan persoalan.

peta asean
Gambar : Peta ASEAN



B. PERKEMBANGAN ASEAN
Dekade Awal ASEAN
Banyak terjadi kesalahpahaman atas ASEAN karena keambiguan deklarasinya. Awalnya banyak yang mengira bahwa ASEAN bertujuan untuk kerjasama keamanan politik, namun nyatanya ASEAN dibentuk sebagai wadah kerja sama bidang Sosial, ekonomi, dan budaya regional. Selain itu banyak analis yang mengira ASEAN adalah bentukan atau sekutu komunitas eropa, namun setelah mempelajari piagam persetujuannya, barulah mereka menyadari bahwa ASEAN adalah badan murni regional.

Metode ASEAN dan tujuannya secara eksplisit sangat banyak yaitu, pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, pengembangan budaya, dll. Namun ASEAN tetap membahas secara minoritas masalah keamanan regional. Dengan pengalaman-pengalaman masalah keamanan, para pemimpin menyadari bahwa masalah seperti konfrontasi, separatisme, dan masalah perbatasan membuat penting dibentuknya kerjasama yang baik antar negara tetangga. Point yang untuk dibuat adalah sense dari identitas sentral gabungan untuk pembangunan komunitas keamanan yang tidak berasal dari interdependensi atau interaksi ekonomi yang intensif. 

Kesuksesan kerjasama ekonomi selama dekade pertama berdirinya ASEAN lebih karena prestasi kerjasama politik dan keamanan. Disinilah kesadaran regional atau solidaritas antar negara-negara ASEAN terbentuk. Seperti yang sudah disebutkan diawal, sesungguhnya semua ASEAN-5 menghadapi ancaman dari dalam dan mayoritas dari anacaman itu adalah ancaman regional. Antara lain adalah, yang pertama adalah komunis yang memberontak di Malaya ( yang merupakan ancaman Malaya dan keamanan Malaysia). Lebih signifikan, eksistensi dan cara pelaksanaan ASEAN dibatasi dengan 2 mayor masalah yang mengacaukan regional ASEAN pada periode awal : ambisi Indonesia dan klaim philipina akan Sabah. 

Kesalahan penanganan Soekarno pada perekonomian Indonesia menyebabkan kejatuhannya. 1966, Indonesia dan Malaysia mengakhiri konfrontasi. ASEAN pun menjadi tempat institusi dimana Indonesia dapat memulihkan keyakinan negara-negara tetangga dan melalui pihak ketiga yang dapat mengurangi ancaman. Kemudian Indonesia, Malaysia dan Thailand memainkan peranan penting dalam pembentukan ASEAN.

Pada permasalahan Malaysia dan Philipina akan klaim Sabah, Indonesia dan Thailand menawarkan untuk menjadi mediator dalam menegahi masalah ini. Lewat lembaga ASEAN yang menggunakan A FACE-SAVING AGREEMENT, Permasalahan dispute ini berusaha dirundingkan dengan baik. Penyelesain masalah Sabah melalui legitimasi institusi ASEAN dan peran mediator lewat bermusyawarah mufakat. Usaha manajemen konflik yang dilakukan ASEAN menutup peluang negara2 besar diluar ASEAN seperti AS dan China untuk dapat melakukan intervensi mendalam. Antipati terhadap “campur tangan” negara luar dipicu karena adanya perang Vietnam. Pada pertemuan deklarasi ASEAN 1971 yaitu pembentukan ZOPFAN ( Souteast Asia A Zone For Peace, Freedom and Neutrality ). Ide ini untuk meminimalisasikan great power AS, Rusia dan Chia dan mempertahankan kestabilan ASEAN dalam menyelenggarakan kerjasama internal mereka sebaik ekonomi dan keamanan. ZOPFAN merefleksikan keinginan ASEAN untuk memisahkan diri mereka dari hegemoni negara-negara besar.

Adapun mekanisme institusi ASEAN termasuk pertemuan tahunan menteri luar negeri, secretariat pusat di Jakarta dan beberapa komisi dan Ad hoc yang berhubungan dengan isu-isu ASEAN dan head of state summit. Pertemuan pertama pimpinan kepala negara terselenggar pertamakali di Jakarta pada tahun 1976 dan menghasilkan TOFAC ( Treaty of Amity and Cooperation)

Otonomi Regional
Hubungan beberapa negara anggota dengan negara–negara barat adalah hal yang tidak mungkin dipungkiri karena manfaat yang diperoleh selama hubungan tersebut mereka pelihara. Sebagai contoh Thailand maupun Philpina telah menjalin kerjasama keamanan dengan Amerika jauh sebelum ASEAN terbentuk. Demikian pula Malaysia dan Singapura secara historis merupakan bagian dari negara persemakmuran Inggris. Namun Indonesia senantiasa menentang pembentukan blok keamanan di ASEAN dan lebih cenderung untuk bersikap non blok. Perbedaan persepsi ini tidak mengurangi motivasi tumbuhnya prinsip lain yang bersifat mendasar bagi pertumbuhan ASEAN, yakni otonomi regional.

Menteri Luar Negeri Adam Malik mengatakan bahwa organisasi regional semestinya menjadikan persoalan-persoalan regional sebagai perhatian utama mereka. Penegasan ini sebagai upaya agar ASEAN tidak perlu lagi menggantungkan diri pada Negara-negara Barat seperti Amerika dan Inggris. Dengan demikian, ASEAN sebagai organisasi regional akan mampu mengembangkan dirinya sebagai organisasi yang tidak mudah dipermainkan oleh Negara-negara besar.

Tetapi semua anggota ASEAN sepakat bahwa sebaga organisasi regional yang masih muda ASEAN tidak mungkin menolak sepenuhnya pengaruh negara-negara besar di kawasan Asia Tenggara. Lee Kuan Yew, mengemukakan bahwa Negara-negara ASEAN paling tidak dapat meminta Negara-negara besar untuk memperhatikan kepentingan mereka bukan sebagai negara tetapi sebagai organisasi regional. Dengan demikian, ASEAN dapat leluasa menumbuhkan dan mengembangkan harapan mereka selaku organisasi otonom.Prinsip otonomi regional juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan global yang mengarah pada kebutuhan masing-masing Negara untuk mengembangakan politik luar negeri mandiri dan tidak tergantung sepenuhnya pada dukungan Negara-negara besar. Mohammad Ghazali Syafie menentang campur tangan pihak luar dalam menciptakan stabilitas internasional karena proses ini tidak mungkin dipaksakan dari luar.

Perdana Menteri Malaysia tahun 1970, Tun Abdul Razak memunculkan gagasan netralisasi kawasan Asia Tenggara dalam bentuk ZOPFAN ( Zona of Peace, Freedom an Betrality).Deklarasi ZOPFAN tahun 1971 merupakan kompromi dari berbagai pendapat negara anggota ASEAN khusunya Indonesia dan Malaysia. Prakarsa netralisasi ASEAN oleh Malaysia dilatarbelakangi dengan pertimbangan politik domestic khusus kerusuhan berdarah di Malaysia tahun 1969. Deklarasi ZOPFAN cenderung kompromis dan kabur untuk mewadahi berbagai pendapat Negara anggota. Indonesia dan Malaysia semakin dekat dalam menegakkan prinsip otonomi dan menentang kehadiran Negara-negara besar di ASEAN. Sebaliknya, posisi geografis Singapura dan Thailand merupakan alasan mengapa kedua Negara tersebut tetap menghendaki kehadiran Amerika di Negara mereka.

Tidak Mencampuri Urusan Internal Anggota lain
Prinsip tidak mencampuri urusan negara lain atau doctrine of non-interference merupakan salah satu pondasi paling kuat menopang kelangsungan regionalisme ASEAN. Dengan berlandaskan pada doktrin ini ASEAN dapat memelihara hubungan internal sehingga menutup pintu bagi konflik militer antar Negara ASEAN. Ancaman Komunis di sebagian besar Negara anggota merupakan alasan dasar mengapa Negara-negara ASEAN menganggap ancaman domestik lebih berat dibandingkan dengan ancaman luar. Bukan tidak mungkin bahwa kasus Vietnam menjadi pemicu mengapa ancaman internal jauh lebih berbahaya dibandingakn dengan ancaman dari luar. Vietnam jatuh ketangan komunis lebih disebabkan lemahnya institusi politik domestik.

Konsep ketahanan nasional merupakan sumbangan negara Indonesia dalam mengembangkan doctrine of non-interference tersebut. Konsep ini memberikan keleluasaan Indonesia untuk mengendaikan dan melemahkan gerakan komunis tanpa harus melibatkan campur tangan dari luar. Selanjutnya Doctrine of non-interference menjadi landasan bagi negara anggota ASEAN untuk :

1. Berusaha agar tidak melakukan penilaian kritis terhadap kebijakan pemerintah negara anggota terhadap rakyatnya masing-masing agar tidak menjadi penghalang bagi kelangsungan organisasional ASEAN.

2. Mengingatkan negara anggota lain yang melanggar prinsip tersebut.

3. Menentang pemberian perlindungan bagi kelompok oposisi negara anggota lain.

4. Mendukung dan membantu Negara anggota lain yang sedang menghadapi gerakan anti-kemapanan.

Invasi Vietnam ke Kamboja tahun 1979 merupakan ujian berat bagi prinsip kedua doctrine of non- interference. ASEAN mengingatkan bahwa tindakan Vitenam tersebut telah melanggar prinsip non- interference. Dalam pertemuan Menteri Luar Negeri 9 Januari 1979 ASEAN akhirnya mendesak negara-negara Asia Tenggara agar menjaga kemerdekaan, kedaulatan, dan system politik negara lain dan menahan diri agar tidak melakukan campur tangan urusan negara lain serta tidak melakukan tindakan subversib baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menentang Pakta Militer dan Mendukung Kerjasama Pertahanan Bilateral
Sejak awal pembentukannya para anggota ASEAN cenderung menolak kerjasama militer dalam kerangkan ASEAN. Perhatian awal ASEAN adalah pada isu-isu ekonomi dan kebudayaan, walaupun isu keamanan sudah pasti mempengaruhi pembentukan ASEAN. Sedangkan dalam isu-isu keamanan ASEAN cenderung mendukung bilateralisme. Kerjasaama bilateral dalam urusan keamanan memang tidak mungkin dihindari karena kedekatan geografis masing-masing anggota sangat rentan terhadap isu-isu keamanan.